Pengertian dan Macam Transducer

Transducer pada dasarnya merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merubah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya atau bisa juga sebagai pengalih ke besaran lainnya...
Gbr. Transducer sebagai pengalih besaran
Contoh-contoh transducer:
Mikrofon : besaran akustik menjadi besaran listrik.
















Loudspeaker : besaran listrik menjadi besaran akustik.

Tabung sinar katoda :besaran listrik menjadi besaran gambar.

Foto sel : besaran cahaya menjadi besaran listrik.

Remot control : gaya tekanan menjadi listrik.

Drawingpad : tekanan pen menjadi listrik diubah menjadi gambar.

Touchscreen HP : tekanan atau gesekan menjadi listrik.

Piezoelektrik : Pembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya dari luar seperti suara, getaran, percepatan, tekanan.


Termometer  tahanan (RTD) : Perubahan nilai tahanan kawat akibat perubahan temperatur || Temperatur, panas.


Hygrometer  tahanan : Tahanan sebuah strip konduktif berubah terhadap kandungan uap air prinsipnya dari kelembaban air.

Termistor : Penurunan nilai tahanan logam akibat kenaikan temperatur prinsipnya dari suhu.




1.    Mikrofon
Mikrofon tergantung kepada sudut peninjauannya dapat dibedakan sebagai berikut:
a.   Sudut peninjauan gejala fisis:
·    Mikrofon arang:
Mikrofon bekerja berdasar perubahan resistansi R
·    Mikrofon elektrodinamis:
Mikrofon yang bekerja berdasar perubahan induktansi L
·    Mikrofon kondensator:
Mikrofon yang bekerja berdasar perubahan kapasitor C
b.   Sudut peninjauan diagram arah:
·    Mikrofon Non Directional
Mikrofon yang mempunyai kepekaan penerimaan sama dari segala arah
·    Mikrofon Uni Directional:
Mikrofon yang kepekaan penerimaannya maksimum dr suatu arah tertentu.
·    Mikrofon Bi Directional:
Mikrofon yang kepekaan penerimaannya maksimum dari 2 (dua) arah tertentu.
c.   Sudut peninjauan tekanan getaran:
·    Mikrofon Tekanan
·    Mikrofon Beda Tekanan.

2.   Mikrofon Arang


Gbr. Bagan dasar suatu mikrofon

Bagian utama mikrofon adalah suatu kotak yang berisi serbuk arang dan salah satu bidang permukaannya berupa membran.
Daya akustik yg datang pada membran akan menekan membran sehingga membran akan melengkung kedalam, dimana besarnya kelengkungan membran ini tergantung dari besarnya tekanan daya akustik yang datang.
Akibatnya serbuk arang dalam kotak akan tertekan dan merapat , hal mana menyebabkan elektron-elektron dalam atomnya akan lebih mudah untuk berpindah , dengan perkataan lain tahanan Ro  akan turun.

Mengingat sifat membran yang lentur, maka lengkungan kedalam akan dikuti oleh lengkungan keluar yang mengakibatkan keadaan sebaliknya dimana serbuk akan merenggang sehingga tahanan Ro naik.

Merapat-merenggangnya serbuk arang akan menyebabkan turun-naiknya tahanan serbuk  Ro , kondisi mana dapat diekivalenkan dengan suatu rangkaian pengganti dengan nilai Ro yang variabel sebagaimana terlihat pada Gambar Dibawah.


Gbr. Rangkaian pengganti mikrofon arang.

Berdasarkan analisis rangkaian listrik :

Arus listrik ac yang mengalir :    iac =  vac  /  (Ro + RL)  Amp.

Tegangan output                   :   vout = I RL   = { vac  /  (Ro + RL) } RL

= { RL  /  (Ro + RL) } v ac  Volt.
Dari persamaan ini telihat bahwa:
·   Bila daya akustik P besar, serbuk merapat, tahanan Ro turun, akibatnya tegangan ouput vout menjadi naik.
·   Bila daya akustik kecil, serbuk merenggang, tahanan Ro naik, akibatnya tegangan ouput vout menjadi turun.
Kesimpulan:  Input berupa besaran akustik
Output berupa besaran listrik.
Mikrofon adalah transducer akustik ke  listrik

3.   Loudspeaker

Fungsi louspeaker adalah untuk merobah besaran listrik menjadi besaran akustik
Berdasar cara kerjanya maka loudspeaker dapat dibedakan atas:
·   Loudspeaker radiasi langsung/direct radiated loudspeaker
·   Loudspeaker radiasi tak langsung / loudspeaker corong / horn loudspeaker.

     A.  Loudspeaker Radiasi Langsung

    Keterangan: 1.  Celah udara utk sirkulasi
2.   Kumparan
3.   Inti kumparan dari bahan ferromaknetis
4.   Armatur besi lunak
5.   Membran yang menempel pada armatur

Gbr. Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Langsung

Cara kerja:
Arus iac yang berasal dari output Audio Amplifier akan dialirkan melalui kumparan sehingga membangkitkan fluks maknit Fm yang besarnya tergantung kepada jumlah lilitan serta bahan inti dari kumparan tersebut. Selanjutnya fluks maknit Fm menyebabkan timbulnya medan maknit  Em dan gaya maknit Fm yang besarnya tergantung dari besarnya Fm tersebut
Gaya maknit Fm  akan menarik armatur untuk mendekat misalnya sejauh Dx, dan nilai Dx ini sebanding dengan Fm .
Karena arus iac yang mengalir adalah arus bolak balik, maka nilai Dx bisa positip atau negatip, dalam arti bahwa armatur tersebut bisa bergerak mendekat atau menjauh.

Perobahan posisi armatur yang secara bergantian mendekat dan menjauh tersebut berlangsung dengan kecepatan sesuai frekuensi arus yang masuk (100 -10.000 Hz untuk musik ).
Karena membran menempel padanya, maka gerakan ini akan diikuti pula oleh membran, dikatakan membran bergetar.
Getaran membran akan membangkitkan suara yang merupakan besaran akustik.

     B.  Horn Loudspeaker / Loudspeaker Radiasi Tak Tangsung

Gbr. Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Tak Langsung

Cara kerjanya:
Cara kerjanya mirip dengan Loudspeaker Radiasi Langsung, akan tetapi disini dengan adanya corong / horn yang panjang, getaran membran tidak secara langsung diradiasikan
  4.   Tabung Sinar Katoda


Gbr. Bagan suatu Tabung Sinar Katoda

Prinsip kerja:
1.  Bila katoda dipanasi oleh filamen maka dr permukaannya akan ditembakkan / diradiasikan elektron dalam jumlah besar.
2.  Control grid akan mengatur arah radiasi dari elektron-elektron tersebut sehingga akan menuju kesatu arah tertentu, sehingga akhirnya mayoritas elektron akan menuju anoda.
3.  Saat meliwati anoda pemberkas elektron-elektron membentuk suatu berkas yang sempit.
Penyempitan elektron pada anoda pemberkas terjadi dengan bantuan 2 pasang pelat paralel sebagaimna pada gambar di bawah.


Gbr. Anoda pemberkas yang berfungsi menyempitkan berkas elektron yang melaluinya.

Kedua pasang pelat diberi tegangan sedemikian rupa hingga timbul medan maknit yg arahnya dr kutub positip menuju kutub negatip.
Medan maknit ini selanjutnya menekan / menjepit berkas elektron yang melaluinya sehingga membentuk berkas yang sangat sempit.
4.  Pelat anoda pemercepat:
Sepasang pelat anoda pemercepat akan memacu elektron agar punya kecepatan yang sangat tinggi.
5.  Pelat defleksi vertikal:
Berkas elektron merambat diantara 2 pelat defleksi vertikal yg terdiri dari 2 pelat paralel sebagaimana Gambar dibawah.

Gbr. Pelat defleksi vertikal yang membelokkan
berkas elektron dalam arah vertikal.

Prinsip kerja pelat defleksi vertikal:
·  Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P bila kedua pelat mempunyai tegangan yng sama.
·  Lintasan elektron melengkung keatas dan menumbuk layar dititik Q bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y.
·   Lintasan elektron akan melengkung kebawah dan menumbuk layar dititik R bila tegangan Y lebih positip dari tegangan X.

6.   Pelat defleksi horizontal:


Gbr. Pelat defleksi horizontal yang membelokkan berkas elektron dalam arah horizontal.

Prinsip kerja pelat defleksi horizontal:
·   Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P bila kedua pelat mempunyai tegangan yng sama.
·   Lintasan elektron melengkung kedepan dan menumbuk layar dititik S bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y.
·     Lintasan elektron akan melengkung kebelakang dan menum-buk layar dititik T bila tegangan Y lebih positip dr tegangan X.


Gbr. Posisi titik tumbukan elektron dilayar monitor

Catatan:  1.  Posisi dan warna titik dilayar membentuk gambar
2.  Apa yang menentukan posisi titik?
3.  Apa yang menentukan warna titik?
Catatan:
1.  Monitor Layar Lengkung
Mengingat kecepatan elektron sudah tertentu maka agar pada setiap gambar tumbukan elektron pada titik layar terjadi secara bersamaan mk permukaan monitor haruslahdibuat melengkung.
2.  Monitor Layar Datar
Dengan kemajuan teknologi ternyata saat ini kecepatan elektron bisa diatur sedemikian rupa, sehingga meski panjang lintasan berbeda elektron2 tetap dapat mencapai layar monitor secara bersamaan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar Dibawah


Gbr. Layar monitor pada Tabung Sinar Katoda

a.   Kecepatan elektron konstan dgn pjg lintasan sama
b.   Kecepatan elektron bisa diatur dgn pjg lintasa beda

7.   Foto Sel


Gbr.  bagan suatu foto sel.
Foto sel berfungsi merobah besaran cahaya menjadi besaran listrik.

Prinsip kerja:
Berkas cahaya yang datang / jatuh pada katoda akan memanas-kan katoda sehingga elektron yang terdapat pada permukaan katoda tersebut akan teradiasi.
Secara otomatis elektron akan tertarik dan terkumpul di anoda, berarti terjadi aliran elektron dari katoda ke anoda.
Semakin besar enersi cahaya, semakin banyak pula elektron yang smpai di anoda.

Karena aliran elektron berlawanan dengan arah arus, maka dengan perkataan lain ada aliran arus i dari anoda ke katoda, arus mana akan mengalir searah jarum jam.
Besarnya tegangan out put rangkaian diatas adalah Vout = i RL Volt

8.   Kamera TV



Fungsi kamera adalah untuk merobah besaran gambar menjadi besaran listrik, sehingga dengan demikian prinsip kerjanya hampir sama dgn facsimile (pengiriman gambar diam) ataupun proses mendapatkan sinyal video.

Trobleshooting Instalasi Wireless LAN

Disini kita akan coba memecahkan masalah di jaringan LAN...

MULTIPATH
            Didefinisikan sebagai karangan dari sinyal utama ditambahkan dengan duplikat atau echo gelombang bidang yang disebabkan oleh refleksi dari gelombang jauh objek antara pemancar dan penerima. Delay antara sinyal utama sesaat datang dan sinyal direfleksi terakhir datang disebut sebagai delay spread.


            Efek multipath dapat menyebabkan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi transmisi dari sinyal RF dengan berbeda-beda, kondisi tersebut antara lain yaitu:
  1. Penurunan amplitudo sinyal (downfade)
Banyak gelombang yang dipantulkan pada waktu yang bersamaan namun dari arah yang berbeda disisi penerima, gelombang tersebut merupakan tambahan dari gelombang RF utamanya. Jika saat gelombang dipantulkan tidak terjadi perbedaan fase akan menyebabkan terjadinya downfade.


  1. Corruption
Saat gelombang dipantulkan pada penerima tidak terjadi perbedaan fase terhadap sinyal aslinya menyebabkan amplitudo gelombang berkurang dengan besar. Hal tersebut berarti penerima cukup sensitif terhadap deteksi sebagian besar informasi yang dibawa namun tidak semuanya. Biasanya SNR sangat rendah dimana sinyal tersebut sangat dekat dengan dasar noise. Penerima tidak dapat membedakan antara sinyal informasi dan noise karena data yang diterima hanya sebagian dari data yang dikirimkan. Pemancar akan mengirim ulang data, peningkatan tambahan, dan pengurangan throughput dalam wireless LAN.



  1. Nulling
Terjadi saat/lebih gelombang datang dipantulkan pada penerima tidak terjadi perbedaan fase terhadap gelombang utamanya maka amplitudo sinyal utama dihapus atau null. Saat terjadi nulling, transmisi ulang data tidak akan menyelesaikan masalah. Pemancar, penerima, atau objek yang memantulkan cahaya harus dipindahkan. Terkadang lebih dari satu harus bisa ditampung untuk mengimbangi efek nulling pada gelombang RF.



  1. Kenaikkan amplitudo sinyal (upfade)
Istilah untuk menggambarkan multipath yang menyebabkan sinyal RF dengan daya yang kuat. Yang seharusnya terjadi perbedaan fase terhadap gelombang utamanya, sama dengan downfade semua gelombang tersebut adalah penambahan sinyal utama. Selama tidak ada daerah sekitar yang dapat menyebabkan efek multipath dimana sinyal tersebut memiliki daya yang lebih kuat pada saat sampai disisi penerima daripada sinyal pada saat dikirimkan. Jika multipath menambahkan sinyal utama maka total pada penerima akan lebih kuat.

TROUBLESHOOTING MULTIPATH
            Efek multipath yang dapat terdeteksi saat perhitungan link budget untuk menemukan daya output yang besar tidak perlu mendapat link yang baik antar site. Perhatikan kesalahan coverage RF, karena kurangnya coverage dan refleksi multipath yang menunda sinyal utama. Disebabkan pula gelombang RF yang dipantulkan oleh logam dan struktur air yang seharusnya menghindari path sinyal.

SOLUSI UNTUK MULTIPATH
            Disarankan menggunakan antena diversity (menggunakan antena multiple, input, dan penerima). Ada empat tipe transmisi diversity yang digunakan oleh wireless LAN:
a.       Antena Diversity-tidak aktif: antena multiple pada single input untuk membawa sinyal ke single penerima, jarang digunakan.
b.      Switching Diversity: antena multiple pada multiple penerima, menghubungkan penerima berdasarkan pada kekuatan sinyal.
c.       Antena Switching Diversity-aktif: digunakan oleh banyak perusahaan WLAN, antena multiple pada multiple input-single penerima, sinyal yang diterima hanya melewati satu antena pada suatu waktu.
d.      Fase Diversity: memiliki teknologi yang jelas, mengatur fase antena terhadap fase sinyal yang tepat untuk kualitas sinyal.
e.       Transmisi Diversity: digunakan oleh banyak perusahaan WLAN, mengirimkan dari antena terakhir yang digunakan untuk pusat penampungan, bisa mengganti antena untuk transmisi ulang, suatu unit bisa bergantian mengirim atau menerima tetapi tidak kedua-duanya secara bersamaan.

HIDDEN NODE
            Adalah kondisi ditemukan dengan wireless LAN yang sedikitnya satu node tidak terdeteksi, satu/lebih node yang lain dihubungkan ke wireless LAN. Sebuah node bisa melihat akses point, tetapi tidak bisa melihat client lain yang juga dihubungkan pada akses point yang sama untuk beberapa/banyak rintangan dari jarak antar node. Hal ini disebabkan masalah sharing akses medium, menyebabkan tabrakan antar transmisi node yang menghasilkan penurunan throughput yang penting dalam wireless LAN.


TROUBLESHOOTING UNTUK HIDDEN NODE
Lakukan tes terhadap penurunan troughput dan mengetahui lokasi-lokasi yang berpotensial terjadi hidden node sebisa mungkin saat pertama kali survey site.

SOLUSI UNTUK HIDDEN NODE
a.       Menggunakan RTS/CTS
Meliputi pengiriman paket RTS ke tujuan untuk mengirim ulang paket CTS yang baru untuk transmisi data sebelum mengirimkan data payload. Keduanya berisi panjang transmisi berikutnya sehingga pemancar menangkap frame keduanya mengetahui berapa panjang transmisi yang akan berlangsung dan pada saat mulai mengirirm lagi.
b.      Menaikkan daya node
Memperbolehkan sel mengelilingi masing-masing node untuk memberbesar ukuran, termasuk node yang lainnya. Konfigurasi ini memungkinkan non-hidden node terdeteksi jika mendengar hidden node maka tidak akan lama ter-hidden.
c.       Menjauhkan halangan
Peningkatan daya pada mobile  node tidak akan bekerja jika komunikasi antar node terhalang semen atau dinding baja. Sangsi untuk memindahkan rintangan tersebut, tetapi merupakan metode yang dapat menghindari hidden node. Berhati-hati dalam pemilihan rintangan pada saat melakukan survey site.
d.      Memidahkan node
Agar antar node bisa saling berhubungan, user harus berpindahan agar terhindar dari hidden node yang akan memperluas wireless LAN untuk menambah coverage yang tepat terhadap hidden area, bisa menambah akses point.

NEAR/FAR
            Terjadi karena banyak client node yang sangat dekat dengan akses point dan seting daya nya tinggi dan ada client sangat jauh dengan akses point dan menggunakan daya transmisi yang rendah.

TROUBLESHOOTING UNTUK NEAR/FAR
            Menggunakan design jaringan yang baik, lokasi station dalam jaringan wireless, dan transmisi daya output masing-masing node. Menggunakan wireless sniffer yang akan membawa transmisi dari semua station. Metode untuk menemukan node yang sinyalnya tidak terdengar akses point ialah memindahkan jaringan sekitar yang terlihat sebagai station yang sinyalnya jauh dari akses point dan dekat dengan akses point. Metode ini tidak terlalu memakan waktu untuk penempatan node yang tepat, tergantung ukuran dan kerumitan jaringan. Penempatan node dan pembandingan kekuatan sinyal pada node yang dekat dengan akses point dapat memecahkan masalah near/far hampir dengan cepat.

SOLUSI UNTUK NEAR/FAR
a.       Meningkatkan daya pada node yang jauh.
b.      Mengurangi daya pada node yang dekat.
c.       Memindahkan node yang jauh supaya dekat dengan akses point.
d.      Memindahkan akses point ke node yang jauh yang terhubung dengan nya.

SISTEM THROUGHPUT
            Tergantung banyak faktor misalnya banyaknya dan tipe interferensi berdampak terhadap jumlah data yang berhasil dikirim. Jarak yang jauh antara pemancar dan penerima dapat mengurangi throughput karena error besar membutuhkan pengiriman ulang. Layer data link memerlukan re-assembly paket dan ukuran paket. Paket yang lebih besar menghasilkan throughput lebih besar karena rasio data tambahan yang lebih baik.

CO-LOCATION THROUGHPUT
            Biasanya digunakan dalam wireless LAN untuk menyediakan bandwidth lebih dan throughput terhadap pemberian area pengguna wireless. Ada 3 kanal yang digunakan multiple akses point dalam bentuk area yang sama menggunakan peralatan IEEE 802.11b

SOLUSI CO-LOCATION THROUGHPUT
a.       Menggunakan dua akses point
Memakai kanal 1 dan 11 dapat menjamin tidak terjadi overlap antar kanal tanpa memperhatikan dekatnya antar sistem, untuk itu tidak ada efek gangguan dalam throughput masing-masing akses point.
b.   Menggunakan peralatan 802.11a
Lebih banyak kanal yang tidak overlap, dapat digunakan pada banyak co-located akses point. Peralatan ini tidak bisa melihat, mendengar, dan berkomunikasi dengan peralatan lainnya karena band frekuensi dan modulasi nya berbeda.

TIPE INTERFERENSI
a.       Narrowband
Tergantung pada daya output, lebar frekuensi dalam spektrum, dan ketetapan, bisa mengganggu pancaran sinyal RF dari akses point. Hanya frekuensi single carrier yang dapat terganggu oleh narrowband. Untuk mengetahui dan menghitung sinyal RF narrowband gunakan spektrum analyzer. Atau menemukan dimana asal interferensi dengan spektrum analyzer dimana amplitudonya bertambah saat puncaknya terdisplay temukan source nya lalu pindahkan dan disimpan untuk efisiensi narrowband bisa dengan mengganti kanal dan teknologi spread spectrumnya.
b.      Interferensi semua band
Banyak sinyal berinterferensi dengan band RF dari satu spektrum radio ke lainnya. Dapat dideteksi oleh spektrum analyzer. Solusi yang tepat mengganti teknologi, jika tidak mudah dilakukan maka temukan dan pindahkan source nya jika memungkinkan. Dimana lebih sulit  menemukan interferensi narrowband karena tidak dapat melihat sinyal single dalam spektrum analyzer. Daripada melihat range sinyal dengan banyak variasi amplitudo, hanya diperlukan antena directional dengan tinggi yang tepat untuk lokasi asal interferensi.

CUACA
Cuaca yang tidak tepat dapat mempebngaruhi kerja wireless LAN. Seperti angin dapat mempengaruhi posis dan bantalan antena outdoor, angin kencang dapat memindahkan antena sehingga sinyal nya menjadi berkurang atau disebut antena wind loading. Stratifikasi, saat kabut tebal atau asap mengendap, udara dalam kabut menjadi hilang dan terpisah ke dalam lapisan bukan kabut yang menyebabkan difraksi sinyal RF tetapi stratifikasi udara dalam kabut. Saat sinyal RF melewati lapisan ini, akan bengkok seperti cahaya tampak bengkok yang berpindah dari udara ke air. Kilat, yang pertama dapat membentur komponen wireless LAN seperti antena atau objek yang dekat dengan nya jika tidak dilindungi oleh penangkap petir dan yang kedua merubah udara yang mana gelombang RF harus berkeliling setelah membentur objek antara pemancar dan penerima.
Interferensi kanal yang berdekatan, terjadi saat dua/lebih akses point menggunakan kanal yang berdekatan dengan lainnya sehinnga bentuk sel coverage nya overlap dan dapat menyebabkan pengurangan throughput dalam wireless LAN. Untuk mengetahuinya gunakan spektrum analyzer untuk menampilkan overlap kanal yang digunakan. Solusinya pertama pindahkan akses point pada kanal yang berdekatan sejauhnya agar sel nya tidak overlap atau kurangi daya akses point dimana sel tidak overlap dan kedua hanya gunakan kanal yang tidak overlap, sebagai contoh kanal 1 dan 11 dalam sistem DSSS. Interferensi co-channel, sama seperti interferensi kanal yang berdekatan hanya saja set nya sama sekali berbeda dari keadaannya. Masing-masing akses point berada pada kanal yang sama dan akan berinterferensi satu dengan lainnya disebut interferensi co-channel. Solusi nya menggunakan kanal yang tidak overlap untuk masing-masing wireless LAN dan memindahkan wireless LAN berjauhan agar sel tidak overlap.

PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan: Antena diversity digunakan untuk permasalahan wireless LAN apa?
Jawaban    :      Multipath
   SOLUSI UNTUK MULTIPATH

                        Disarankan menggunakan antena diversity (menggunakan antena multiple, input, dan penerima).

Semoga bermanfaat kawan...

Trouble Shooting Jaringan LAN/WAN

Assalamu'allaikum... kita sekarang lanjut untuk belajar jaringan...
Tanpa kemampuan untuk memonitor jaringan, administrator hanya dapat bereaksi terhadap masalah pada waktu mereka muncul, bukannya lebih dulu mencegah masalah supaya tidak terjadi. Menjalankan dan memelihara fungsi suatu jaringan bisa menjadi mimpi buruk jika Anda tidak mengetahui mana yang bekerja dengan baik dan mana yang tidak. Terutama jika jaringan tersebar lebih dari ratusan kilometer persegi, di mana beberapa perangkat hampir tidak mungkin diakses, misalnya PC yang diletakan di berbagai Sentral Telepon Otomat (STO/Local Exchange), Sentral Trunk.(Trunk Exchange) dan Site-Site Repeater yang tersebar di berbagai kota.

LAN-WAN Corporate Intranet
Monitoring Koneksi
Salah satu bentuk paling mendasar dari monitoring koneksi berlangsung tiap hari pada jaringan. Proses user login ke jaringan akan memastikan bahwa koneksi itu sedang bekerja dengan baik atau jika tidak bagian jaringan akan segera dihubungi. Namun, ini bukanlah cara yang paling baik atau efisien dalam memonitoring jaringan yang ada. Tersedia program-program sederhana yang bisa digunakan oleh administrator untuk membuat daftar alamat IP host dan secara periodik mem-ping alamat tersebut. Jika ada masalah koneksi, program akan memperingati administrator melalui output ping. Ini merupakan cara yang paling kuno dan tidak efisien, tetapi masih lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa sama sekali. Aspek lain dari cara monitoring seperti ini adalah ia hanya memberitahu bahwa di suatu tempat antara stasiun monitoring dan perangkat target ada gangguan komunikasi. Gangguan bisa jadi router, switch, bagian jaringan yang tidak baik, atau memang host-nya yang sedang down. Test ping hanya mengatakan bahwa koneksi down, tetapi tidak mengetahui di mana yang mengalami down.
Memeriksa semua host pada WAN dengan menggunakan monitoring semacam ini membutuhkan banyak resources. Jika jaringan mempunyai 3000 host, mem-ping semua perangkat jaringan dan host memakan resource sistem yang sangat besar. Cara lebih baik adalah hanya mem-ping beberapa host, server, router, dan switch yang penting untuk memastikan konektivitas mereka. Tes ping tidak akan memberikan data yang sebenarnya kecuali jika workstation selalu dalam keadaan menyala. Sekali lagi, cara monitoring seperti ini sebaiknya digunakan jika tidak ada lagi cara lain yang tersedia.
Monitoring Traffic
Monitoring traffic merupakan cara monitoring jaringan yang jauh lebih canggih dan dapat melihat traffic paket yang sebenarnya serta membuat laporan berdasarkan traffic jaringan tersebut. Program seperti Flukes Network Analyzer merupakan contoh software jenis ini. Program tersebut tidak hanya mendeteksi perangkat yang gagal, tetapi juga mendeteksi jika ada komponen yang muatannya berlebihan atau konfigurasinya kurang baik.
Kelemahan program jenis ini adalah mereka biasanya hanya melihat satu segmen pada satu waktu dan jika memerlukan data dari segmen lain, program harus dipindahkan ke segmen tersebut. Ini bisa diatasi dengan menggunakan agent pada segmen jaringan remote. Perangkat seperti switch dan router bisa membuat dan mengirimkan statistik traffic. Jadi, bagaimana data dikumpulkan dan diatur pada satu lokasi sentral supaya bisa digunakan oleh administrator jaringan? Jawabannya adalah: Simple Network Monitoring Protocol.
Simple Network Management Protocol
Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah standar manajemen jaringan pada TCP/IP. Gagasan di balik SNMP adalah bagaimana supaya informasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan bisa dikirim menggunakan TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan perangkat jaringan yang lain untuk mengumpulkan informasi dari mereka, dan mengatur bagaimana mereka beroperasi.
Ada dua jenis perangkat SNMP. Pertama adalah Managed Nodes yang merupakan node biasa pada jaringan yang telah dilengkapi dengan software supaya mereka dapat diatur menggunakan SNMP. Mereka biasanya adalah perangkat TCP/IP biasa; mereka juga kadang-kadang disebut managed devices. Kedua adalah Network Management Station (NMS) yang merupakan perangkat jaringan khusus yang menjalankan software tertentu supaya dapat mengatur managed nodes. Pada jaringan harus ada satu atau lebih NMS karena mereka adalah perangkat yang sebenarnya “menjalankan” SNMP.
Managed nodes bisa berupa perangkat jaringan apa saja yang dapat berkomunikasi menggunakan TCP/IP, sepanjang diprogram dengan software SNMP. SNMP didesain supaya host biasa dapat diatur, demikian juga dengan perangkat pintar seperti router, bridge, hubs, dan switch. Perangkat yang “tidak konvensional” juga bisa diatur sepanjang
mereka terhubung ke jaringan TCP/IP: printer, scanner, dan lain-lain.
Masing-masing perangkat dalam manajemen jaringan yang menggunakan SNMP menjalankan suatu software yang umumnya disebut SNMP entity. SNMP entity bertanggung jawab untuk mengimplementasikan semua beragam fungsi SNMP. Masing-masing entity terdiri dari dua komponen utama. Komponen SNMP entity pada suatu perangkat bergantung kepada apakah perangkat tersebut managed nodes atau network management station.
SNMP entity pada managed nodes terdiri atas SNMP Agent: yang merupakan program yang mengimplementasikan protokol SNMP dan memungkinkan managed nodes memberikan informasi kepada NMS dan menerima perintah darinya, dan SNMP Management Information Base (MIB): yang menentukan jenis informasi yang disimpan tentang node yang dapat dikumpulkan dan digunakan untuk mengontrol managed nodes. Informasi yang dikirim menggunakan SNMP merupakan objek dari MIB.
Pada jaringan yang lebih besar, NMS bisa saja terpisah dan merupakan komputer TCP/IP bertenaga besar yang didedikasikan untuk manajemen jaringan. Namun, adalah software yang sebenarnya membuat suatu perangkat menjadi NMS, sehingga suatu NMS bisa bukan hardware terpisah. Ia bisa berfungsi sebagai NMS dan juga melakukan fungsi lain. SNMP entity pada NMS terdiri dari SNMP Manager: yang merupakan program yang mengimplementasikan SNMP sehingga NMS dapat mengumpulkan informasi dari managed nodes dan mengirim perintah kepada mereka, dan SNMP Application: yang merupakan satu atau lebih aplikasi yang memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan SNMP dalam mengatur jaringan.
Dengan demikian, secara keseluruhan SNMP terdiri dari sejumlah NMS yang berhubungan dengan perangkat TCP/IP biasa yang disebut managed nodes. SNMP manager pada NMS dan SNMP agent pada managed nodes mengimplementasikan SNMP dan memungkinkan informasi manajemen jaringan dikirim. SNMP application berjalan pada NMS dan menyediakan interface untuk administrator, dan memungkinkan informasi dikumpulkan dari MIB pada masing-masing SNMP agent.
Remote Monitoring (RMON)
Model umum yang digunakan SNMP adalah adanya network management station (NMS) yang mengirim request kepada SNMP agent. SNMP Agent juga bisa melakukan komunikasi dengan mengirim pesan trap untuk memberitahu management station ketika terjadi suatu event tertentu. Model ini bekerja dengan baik, yang mana inilah mengapa SNMP menjadi sangat populer. Namun, satu masalah mendasar dari protokol dan model yang digunakan adalah bahwa ia diorientasikan pada komunikasi dari SNMP agent yang biasanya perangkat TCP/IP seperti host dan router. Jumlah informasi yang dikumpulkan oleh perangkat ini biasanya terbatas, karena sudah pasti host dan router mempunyai “tugas sebenarnya yang harus dilakukan”—yaitu melakukan tugas sebagai host dan router. Mereka tidak bisa mendedikasikan diri mereka untuk melakukan tugas manajemen jaringan.
Oleh karena itu, pada situasi di mana dibutuhkan informasi jaringan yang lebih banyak dibanding yang dikumpulkan oleh perangkat biasa, administrator sering kali menggunakan hardware khusus bernama network analyzer, monitor, atau probe. Mereka hanya mengumpulkan statistik dan memantau event yang diinginkan oleh administrator. Jelas akan sangat berguna jika perangkat tersebut dapat menggunakan SNMP supaya informasi yang mereka kumpulkan bisa diterima, dan membiarkan mereka mengeluarkan pesan trap ketika ada sesuatu yang penting.
Untuk melakukan itu, dibuatlah Remote Network Monitoring (RMON). RMON sering kali disebut sebagai protokol, dan Anda kadang-kadang akan melihat SNMP dan RMON disebut sebagai “protokol manajemen jaringan TCP/IP”. Namun, RMON sama sekali bukan protocol yang terpisah—ia tidak melakukan operasional protokol. RMON sebenarnya adalah bagian dari SNMP, dan RMON hanya suatu modul management information base (MIB) yang menentukan objek MIB yang digunakan oleh probe. Secara arsitektur, RMON hanyalah salah satu modul MIB yang menjadi bagian dari SNMP.
Metode Troubleshooting
Troubleshooting jaringan merupakan proses sistematis yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah pada jaringan. Teknik Eliminasi dan Divide and Conquer merupakan metode paling berhasil untuk troubleshooting jaringan.
User pada jaringan Anda menelepon help desk untuk memberitahukan bahwa komputer mereka tidak bisa lagi ke Internet. Help desk mengisi form error report dan memberikannya kepada Anda, bagian network support. Anda menelepon dan berbicara kepada user dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak melakukan apapun yang berbeda selain yang selalu mereka lakukan untuk ke Internet. Anda mengecek log dan menemukan bahwa komputer user telah di-upgrade semalam. Solusi Anda yang pertama adalah bahwa driver jaringan komputer tersebut pasti konfigurasinya salah. Anda pergi ke komputer tersebut dan mengecek konfigurasi jaringannya. Tampaknya sudah benar, sehingga Anda mem-ping server. Tidak terhubung. Solusi berikutnya adalah mengecek apakah kabel komputer tersambung. Anda periksa kedua ujung kabel dan kemudian mencoba mem-ping server kembali.
Selanjutnya Anda ping 192.168.9.1, alamat loopback komputer. Ping berhasil, sehingga ini mengeliminasi kemungkinan adanya masalah antara komputer, konfigurasi driver, dan kartu NIC. Anda kemudian memutuskan bahwa mungkin ada masalah dengan server untuk segmen jaringan tersebut. Ada komputer lain yang terhubung ke jaringan di meja sebelahnya, maka Anda mem-ping alamat server dan hasilnya sukses. Ini mengeliminasi server, backbone, dan koneksi server ke backbone sebagai masalah.
Anda kemudian pergi ke IDF (intermediate distribution facilities) dan memindahkan port workstation, kembali ke workstation dan mencoba mem-ping server lagi. Namun, solusi tidak bekerja. Ini memperluas pencarian Anda sampai pemasangan kabel atau patch kabel
workstation. Anda kembali ke IDF, mengembalikan kabel ke port asal, mencari patch kabel worksation baru dan kembali ke worksation. Ganti kabel workstation, dan mencoba mem-ping server lagi. Kali ini berhasil, maka Anda sudah memperbaiki masalah itu. Langkah terakhir adalah mendokumentasikan solusi masalah.
Divide and Conquer
Misalkan Anda mempunyai dua jaringan yang bekerja dengan baik, tetapi ketika keduanya dihubungkan jaringan gagal. Langkah pertama adalah membagi jaringan kembali menjadi dua jarigan terpisah dan memverifikasi bahwa keduanya masih beroperasi dengan benar ketika dipisahkan. Jika ya, pindahkan semua segmen ke jaringan yang lain. Periksa apakah masih bekerja dengan benar.
Jika jaringan masih berfungsi, masukkan masing-masing segmen sampai seluruh jaringan gagal. Hilangkan koneksi terakhir yang ditambahkan dan lihat apakah seluruh jaringan kembali beroperasi normal. Jika ya, lepaskan semua perangkat dari segmen tersebut dan masukkan mereka satu per satu, kemudian periksa lagi kapan jaringan gagal. Pada waktu Anda menemukan perangkat yang mencurigakan, lepaskan dan periksa apakah jaringan kembali normal. Jika jaringan masih berfungsi normal, berarti Anda telah menemukan perangkat yang menjadi penyebab masalah.
Sekarang Anda bisa menganalisis perangkat tersebut untuk mengetahui mengapa ia bisa menyebabkan seluruh jaringan crash. Jika tidak ada apapun yang salah, mungkin saja perangkat tersebut terhubung dengan perangkat yang bermasalah pada jaringan sebelah. Untuk mencari ujung lain permasalahan, Anda harus mengulangi proses yang dilakukan sebelumnya.
Prosesnya adalah sebagai berikut: pertama sambungkan lagi perangkat yang menyebabkan jaringan gagal. Kemudian lepaskan semua segmen pada jaringan yang satunya. Periksa apakah jaringan kembali beroperasi. Jika jaringan berfungsi lagi, masukkan kembali segmen sampai seluruh jaringan gagal. Lepaskan segmen terakhir yang dimasukkan sebelum kegagalan dan lihat apakah seluruh jaringan kembali beroperasi normal. Jika ya, lepaskan semua perangkat dari segmen tersebut dan masukkan mereka satu per satu, periksa lagi untuk melihat kapan jaringan gagal. Ketika Anda menemukan perangkat yang mencurigakan, lepas dan periksa apakah jaringan kembali normal.
Jika jaringan masih berfungsi secara normal, itu berarti Anda telah menemukan perangkat penyebab masalah. Sekarang Anda bisa menganalisis perangkat tersebut untuk mengetahui mengapa ia bisa menyebabkan seluruh jaringan crash. Jika tidak ada apapun yang salah, bandingkan kedua host cari tahu penyebab mereka konflik. Dengan memecahkan konflik ini, Anda akan bisa menghubungkan kembali kedua perangkat ke dalam jaringan dan akan berfungsi secara normal.
Tool Software
Bersama dengan proses yang diuraikan sebelumnya, ada tool software bagi administrator jaringan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah konektivitas jaringan. Tool ini dapat membantu dalam troubleshooting Local Area Network, tetapi terutama pada Wide Area Network. Kita akan lihat perintah yang tersedia pada sebagian besar software client. Perintah ini meliputi Ping, Tracert (traceroute), Telnet, Netstat, ARP, dan Ipconfig (WinIPcfg)
Ping
Memverifikasi koneksi ke komputer lain dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request. Tanda terima berupa pesan Echo Reply akan ditampilkan, bersama dengan waktu pulang-pergi. Ping merupakan perintah utama TCP/IP yang digunakan untuk men-troubleshoot konektivitas, jangkauan, dan resolusi nama. Syntax ping adalah: ping [-t] [-a] [-n Count] [-l Size] [-f] [-i TTL] [-v TOS] [-r Count] [-s Count] [{-j HostList | -k HostList}] [-wTimeout] [TargetName].
Tracert (Traceroute)
Menunjukkan rute yang dilewati paket untuk mencapai tujuannya. Ini dilakukan dengan mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request ke tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Rute yang ditampilkan adalah daftar interface router (yang paling dekat dengan host) yang terdapat pada jalur antara host dan
tujuan. Syntax tracert adalah: tracert [-d] [-h MaximumHops] [-j HostList] [-wTimeout] [TargetName].
Telnet
Telnet Client dan Telnet Server bekerja sama supaya user dapat berkomunikasi dengan komputer remote. Telnet Client memungkinkan user untuk menghubungi komputer remote dan berinteraksi dengan komputer tersebut melalui jendela terminal. Telnet Server memungkinkan user Telnet Client untuk masuk ke dalam komputer yang menjalankan Telnet Server dan menjalankan aplikasi pada komputer tersebut. Telnet Server berfungsi sebagai gateway yang digunakan Telnet client untuk berkomunikasi. Telnet cocok untuk testing login ke remote host. Syntax telnet adalah: telnet [\\RemoteServer].
Netstat
Menampilkan koneksi TCP yang aktif, port yang didengarkan komputer, statistik Ethernet, tabel routing IP, statistik IPv4 (protokol IP, ICMP, TCP, dan UDP), dan statistik IPv6 (protokol IPv6, ICMPv6, TCP over IPv6, dan UDP over IPv6). Syntax netstat adalah: netstat [-a] [-e] [-n] [-o] [-p Protocol] [-r] [-s] [Interval].
ARP
Menampilkan dan mengubah entri pada cache Address Resolution Protocol (ARP), yang berisi satu atau beberapa tabel yang digunakan untuk menyimpan alamat IP dan alamat fisik Ethernet dan Token Ring dari alamat IP yang bersangkutan. Masing-masing kartu jaringan Ethernet atau Token Ring yang terinstalasi pada komputer Anda mempunyai tabel terpisah. Syntax arp adalah: arp [-a [InetAddr] [-NIfaceAddr]] [-g [InetAddr] [-N
IfaceAddr]] [-d InetAddr [IfaceAddr]] [-s InetAddr EtherAddr [IfaceAddr]].
Ipconfig(Winipcfg)
Menampilkan semua konfigurasi jaringan TCP/IP dan memperbarui setting Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) dan Domain Name System (DNS). Digunakan tanpa parameter, ipconfig menampilkan alamat IP, subnet mask, dan gateway default untuk semua kartu jaringan. Ipconfig merupakan commandline yang ekivalen dengan winipcfg yang terdapat pada Windows MilleniumEdition, Windows 98, dan Windows 95. Meskipun Windows XP tidak menyertakan utiliti grafis yang ekivalen dengan winipcfg, Anda bisa menggunakan Network Connections untuk melihat dan memperbarui alamat IP. Syntax ipconfig adalah: ipconfig [/all] [/renew[Adapter]] [/release [Adapter]] [/flushdns] [/displaydns] [/registerdns] [/showclassid Adapter] [/setclassid Adapter [ClassID]].
TOOL SNMP
Banyak tool manajemen jaringan yang menggunakan SNMP untuk mengumpulkan informasi dan statistik jaringan. Beberapa di antaranya adalah:
· SNMP Graph—Mengumpulkan data dan membuat grafik secara real-time.
· SNMP Sweep—Melakukan pencarian SNMP dalam waktu singkat pada setiap segmen jaringan.
· IP Network Browser—Melakukan pencarian yang komprehensif terhadap berbagai data jaringan.
· SNMP Brute Force Attack—Menyerang suatu alamat IP dengan query SNMP untuk mencoba dan mengetahui community string read-only dan read-write.
· SNMP Dictionary Attack—Menggunakan kamus para hacker untuk menyerang perangkat jaringan.
· Network Sonar—Melakukan pencarian jaringan dan menyimpan hasilnya dalam
database.
TIPS
Troubleshooting Jaringan
1. Identifikasi masalah jaringan/user.
2. Kumpulkan data tentang masalah jaringan/user.
3. Analisis data untuk mencari solusi masalah.
4. Impementasi solusi untuk memperbaiki sistem.
5. Jika masalah tidak terselesaikan, batalkan perubahan dan modifikasi data yang dilakukan sebelumnya.
6. Kembali ke langkah 3


Terimakasih.... :)


Pengikut