BEASISWA DATA PRINT 2015

Heboh! Beasiswa Data Print 2015 Terbuka Bagi Mahasiswa dan Pelajar- Data Print adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tinta printer. Beasiswa Data Print sudah memulai programnya sejak tahun 2011. Dan hingga saat ini sudah hampir dari 1000 beasiswa sudah disalurkan oleh data print. 

Di tahun 2015 ini DataPrint akan menyalurkan 500 beasiswa bagi pengguna setia dataprint yang lolos seleksi. Seleksi beasiswa data print dibagi menjadi dua periode dan 3 nominal hadiah. diantaranya nominal Rp.1000.000,- untuk 50 orang, nominal Rp. 500.000,- untuk 50 orang, dan nominal Rp.250.000,- untuk 150 orang.

Periode 1
Pendaftaran dimulai dari tanggal 10 Februari 2015 sampai 30 Juni 2015
Pengumuman tanggal 10 Juli 2015


Periode 2
Pendaftaran dimulai dari tanggal  1 Juli – 25 Desember 2015
Pengumuman tanggal 13 Januari 2016
Untuk pesyaratan dan Info lebih lanjut mengenai Beasiswa Data Print silakan Klik Beasiswa Data Print 2015.

sumber : www.pedidikanindonesia.com

STATIC ROUTING

STATIC ROUTING

Static route adalah routing yang path / jalurnya ditentukan oleh Network Administator ke dalam router untuk menentukan bagaimana router akan sampai ke subnet tertentu dengan menggunakan jalur tertentu.
Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding  table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Router(config)#ip route A.B.C.D (destination network/host kamu) A.B.C.D (subnet mask) A.B.C.D (Next Hop/IP neighbor)
Kita juga bisa menggunakan cara lain yaitu dengan menggunakan nama Port.
Misalkan : eth0, E0, S0/0, Fa0/1 dll
Router(config)#ip route A.B.C.D (destination network/host kamu) A.B.C.D (subnet mask) S 0/0 (Next Hop/IP neighbor)


  
  JOGJA(config)#int g0/0
  JOGJA(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.248

  JOGJA(config-if)#no shut

SEMARANG(config)#int g0/0
SEMARANG(config-if)#ip add 10.1 0.10.2 255.255.255.248
SEMARANG(config-if)#no shut
SEMARANG(config)#int g1/0
SEMARANG(config-if)#ip add 192.168.10.1 255.255.255.248
SEMARANG(config-if)#no shut

JAKARTA(config)#int g1/0
JAKARTA(config-if)#ip add 192.168.10.2 255.255.255.248
JAKARTA(config-if)#no shut

JOGJA(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.248 10.10.10.2
JAKARTA(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.248 192.168.10.1

kemudian check ping masing-masing router
kemudian check routing

JAKARTA#sh ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route, + - replicated route

Gateway of last resort is not set

      10.0.0.0/29 is subnetted, 1 subnets
S        10.10.10.0 [1/0] via 192.168.10.1
      192.168.10.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C        192.168.10.0/29 is directly connected, GigabitEthernet1/0
L        192.168.10.2/32 is directly connected, GigabitEthernet1/0


Kita bisa lihat status routing berstatus S yaitu static
Tentang PCM

Tentang PCM

PCM adalah singkatan dari Pulse Code Modulation. PCM 30 dapat diartikan sebagai sejenis teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu jalur fisik dapat disalurkan 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain (interferensi).
PCM adalah suatu teknik multiplexing yang menggunakan sistem TDM (Time Division Multiplexing). Secara garis besar PCM 30 terdiri dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi,Encoding, dan Multiplexing.
Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal informasi yang berupa gelombang analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan amplitudo yang rata agar bisa diubah menjadi kode-kode digital oleh rangkaian ADC (Analog to Digital Converter).
Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang mendekati. Metode kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini menggunakan 3 bit yang berarti ada 2^3 = 8 level. Sedangkan pada PCM 30 sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.
Pada contoh diperoleh 8 level yaitu level m0, m1, m2, sampai m7.
Encoding merupakan tahap pengkodean. pada contoh ini menggunakan 3bit berarti ada 3 deret kode biner untuk tiap level yang telah dikuantisasi.
Amplitudo pada level m0 , menjadi kode biner 000
Amplitudo pada level m1 , menjadi kode biner 001
Amplitudo pada level m2 , menjadi kode biner 010
Amplitudo pada level m3 , menjadi kode biner 011
Amplitudo pada level m4 , menjadi kode biner 100
Amplitudo pada level m5 , menjadi kode biner 101
Amplitudo pada level m6 , menjadi kode biner 110
Amplitudo pada level m7 , menjadi kode biner 111
PCM 30 yang menggunakan sistem TDM ini, dibagi menjadi 32 timeslot yang ditempati oleh 30 kanal, satu kanal sinkronisasi, dan satu untuk signaling. Sinkronisasi dan signaling masing-masing menempati timeslot ke-0 dan ke 16. Kanal pertama sampai ke 15 menempati timeslot 1 sampai 15. kanal ke 16 sampai 30 menempati timeslot ke-17 sampai 30. Sinkronisasi dan signaling berfungsi agar sinyal informasi yang diterima dapat diterima secara berurutan.
*Menghitung sampling rate, bit rate, dan bit error rate pada PCM 30.
Jumlah sampling rate minimal adalah 2 kali frekuensi maksimum.
Pada PCM 30 frekuensi maksimumnya adalah 4kHz atau 4000 Hz. Maka jumlah sampling rate = 2×4000 = 8000 sample/detik.
PCM 30 menggunakan 8bit. Oleh karena itu tiap sample dikodekan menjadi 8 bit.
Bit Rate = 8 x 8000 = 64000 bit/detik = 64kbps.
Bit Rate total = 64 kbps x 32 = 2048 kbps. Dikalikan 32 karena pada PCM 30 terdapat 32 time slot.
Bit Error Rate (BER) adalah rasio bit yang error terhadap jumlah keseluruhan bit.
BER= Bit Error/ Jumlah Bit.
Misal data dikirim selama 2 detik dan jumlah bit yang eror adalah 1 bit. Maka jumlah keseluruhan bit = 2s x 2048kbps = 4096kb. Jadi BER = 1/4096k.


Perbedaan antara FDM, TDM, WDM dan CDM

Perbedaan antara FDM, TDM, WDM dan CDM


1.      Frequency Division Multiplexing (FDM)
FDM adalah teknik menggabungkan banyak saluran input menjadi sebuah saluran output berdasarkan frekuensi. Jadi total bandwith dari keseluruhan saluran dibagi menjadi sub-sub saluran oleh frekuensi. Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi.

Contoh Penggunaan FDM
Contoh dari penggunaan FDM ada pada jaringan telepon analog dan jaringan satelit analog. Selain itu ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (Asymetric Digital Subcriber Loop ).
Kelebihan & Kekurangan FDM

Kelebihan:
FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan keterlambatan. Tehnik persamaan saluran (channel equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti yang digunakan pada sistem TDM.

Kekurangan:
Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass, yang harganya relatif mahal dan rumit untuk dibangun (penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan receiver).
Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang digunakan memiliki karakteristik nonlinear (penguat linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear mengarah kepada pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu saluran FDM yang lain.


2.      Time Division Multiplexing (TDM)
TDM yaitu Terminal/channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). TDM menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). Artinya bandwidth yang ada dipisahkan menjadi channel-channel kecil (baseband) berdasarkan waktunya.
Salah satu permasalahan utama dari TDM ini adalah bandwidth yang dialokasikan ke sejumlah koneksi hanya dialokasikan ke koneksi tersebut, baik yang sedang digunakan maupun tidak. Jadi kita tetap membayar untuk kapasitas yang tidak digunakan, hal ini mengakibatkan TDM cukup mahal.

 TDM dibagi menjadi 2, yaitu:

1.      Sysnchronous Time Division Multiplexing (STDM)
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan teknik Synchronous TDM.

2.      Asynchronous Time Division Multiplexing (ATDM)
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data (atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja.
Disebut synchronous karena time slot-nya di alokasikan ke sumber-sumber tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisikan.
Pada ATDM, memanfaatkan fakta bahwa tidak semua terminal mengirim data setiap saat. Fungsi utama dari ATDM adalah untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya channel yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna). Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.

Keuntungan system TDM :
System TDM tidak memerlukan filter-filter yang mahal,dan jumlah filter yang digunakan lebih sedikit. Karena itu harga peralatan terminal system ini lebih murah.
Kabel yang mempunyai spesifikasi rendah, misalnya kabel yang digunakan untuk frekuensi pembicara (VF) masih dapat digunakan untuk sistem TDM, karena regeneratife repeating dapat menghilangkan pengaruh buruk dari noise, kecacatan dan crasstalk.
Perubahan level (level fluctuation) kanal hanya dipengaruhi oleh karakteristik peralatan terminal itu sendiri dan tidak tergantung sama sekali dari perubahan saluran. Oleh karena itu net-loss circuit yang diberikan oleh sistem ini rendah
Kekurangan system TDM :
Pemborosan bandwidth
User telah memiliki slot waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Multipath distortion.

3.      Wavelength Division Multiplexing (WDM).

Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat  optik (optical fiber) dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar. Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).
Dalam teknologi komunikasi fiber optik, WDM adalah teknologi yang me- multiplex banyak sinyal pembawa optik di satu saluran fiber optik dengan menggunakan  panjang  gelombang (warna) dari cahaya laser untuk membawa sinyal yang berbeda, sedangkan di FDM digunakan di pembawa radio. Penggunaan teknologi WDM menawarkan kemudahan dalam hal peningkatan kapasitas transmisi dalam suatu sistem komunikasi serat optik, khususnya kabel laut. Hal ini dimungkinkan karena setiap sumber data memiliki    sumber    optiknya    masing-masing, yang kemudian digandengkan ke dalam sebuah serat optic, meski demikian, besarnya daya untuk masing-masing sumber optik mesti dibatasi karena serat optik yang dipergunakan akan mengalami ke-nonliniearan apabila jumlah total daya dari sumber-sumber optik tersebut melebihi suatu ambang nilai, yang besarnya tergantung pada jenis kenonliniearannya.

Contoh  dari penerapan WDM ini adalah pada penggunaan kabel laut serat optic.

Multiplexer Penskalaran
Multiplexer pensaklaran memungkinkan sebuah terminal untuk mengakses lebih dari satu komputer. Multiplexer pensaklaran mengirimkan datanya sebagai karakter-karakter yang terpisah dan tidak ada alamat yang ditambahkan, sehingga, biasanya, digunakan kanal pengisyaratan terpisah untuk menganalisasi sambungan.

Multiplexer Statistik
Sistem TDM konvensional mengalokasikan slot-slot waktu pada sirkit pembawa berkecepatan tinggi ke setiap kanal masukkan. Penggunaan jalur tidak efisien jika satu atau lebih kanal hanya dibebani secara tidak kontinu. Persoalan ini dapat diatasi dengan penggunaan multiplexer statistik (STDM). Operasi STDM di dasarkan pada prinsip bahwa pada sembarangan slot waktu akan ada beberapa terminal yang tidak mengirimkan datanya.

WDM sistem dibagi menjadi 2 segment, dense and coarse WDM. Sistems dengan lebih dari 8 panjang gelombang aktif perfibre dikenal sebagai Dense WDM (DWDM), sedangkan untuk panjang gelombang aktif diklasifikasikan sebagai Coarse WDM (CWDM). Teknologi CWDM dan DWDM didasarkan pada konsep yang sama yaitu menggunakan beberapa panjang gelombang cahaya pada sebuah serat optik, tetapi kedua teknologi tersebut berbeda pada spacing of the wavelengths, jumlah kanal, dan kemampuan untuk memperkuat sinyal pada medium optik.
Keuntungan WDM adalah :
Kapasitas  pengiriman  data  yang  lebih besar
Transmisi data melalui serat optik dapat berjalan dengan kecepatan 2,5 sampai 10 Gbits   /   sec   lebih   cepat   dari   media transmisi lainnya.

Kerugian WDM adalah :

Membutuhkan biaya yang mahal untuk pemasangan dan perawatannya.


4.      Code Division Multiplexing (CDM)

Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :

Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang Disebutchip spreading code.
Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.
Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
selanjutnya :
- jika Jumlahhasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
- jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.



Synchronous time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal digital atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara berulang-ulang. Setiap frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap sumber ditetapkan bahwa setiap framenya terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya akan tampak pada bit interleave dari data pada berbagai sumber.


Statistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding synchronous TDM sebagai pendukung terminal. Dengan statistical TDM, jatah waktu tidak ditetapkan terlebih dahulu untuk sumber-sumber data tertentu. Melainkan, data pengguna ditahan dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah waktu yang tersedia.

Pengikut